1.1. Pengantar
. Tahun 2017 pertumbuhan industri retail Fast Moving Consumer Goods (FMCG)
mengalami perlambatan. Sampai dengan bulan September, industri
retail FMCG hanya tumbuh 2,7 persen. Padahal pada kondisi normal pertumbuhan
tahunan industri retail FMCG rata-rata mencapai 11 persen. Melambatnya pertumbuhan
industri retail FMCG pada tahun ini diduga disebabkan oleh dua hal. Pertama,
menurunnya Take Home Pay masyarakat
kelas menengah yang selama
ini menjadi tumpuan sektor
konsumsi. Kedua, kenaikan harga
utility yang mengakibatkan
tingkat utilitas
barang dan jasa dirasa menjadi
lebih
mahal. Kedua penyebab tersebut mengakibatkan menurunnya konsumsi masyarakat, menahan pembelian
implusife product dan downsizing. Jadi, perlambatan pertumbuhan retail FMCG bukan
semata-mata hanya disebabkan
oleh pertumbuhan e-commerce. (Sumber: The Nielsen Company Indonesia, 2017).
b. Dalam setahun terakhir, pengangguran bertambah 10 ribu orang,
sementara TPT turun
sebesar 0,11 poin. Dilihat dari
tingkat pendidikan pada Agustus 2017,
TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) paling tinggi di antara tingkat pendidikan lain
yaitu
sebesar 11,41 persen. TPT tertinggi
berikutnya terdapat pada Sekolah
Menengah Atas (SMA) sebesar 8,29 persen. Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap
terutama pada tingkat pendidikan SMK dan SMA. Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, dapat dilihat
dari TPT SD ke bawah paling kecil di antara semua tingkat
pendidikan yaitu sebesar
2,62 persen. Dibandingkan kondisi setahun yang lalu, TPT mengalami peningkatan pada tingkat
pendidikan Diploma I/II/III, Universitas,
dan SMK, sedangkan TPT pada tingkat pendidikan lainnya menurun. (Sumber: BPS, 2017).
c. Elektabilitas
Presiden Joko Widodo dalam
tiga sur vei lembaga
berbeda menunjukan angka
di bawah
50 persen.
Hasil ini berbanding terbalik dengan
tingkat kepuasan masyarakat
terhadap kiner ja
pemerintahan Jokowi-JK. Dalam survei yang
dilakukan
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC),
elektabilitas Jokowi pada
September 2017
adalah 38,9 persen. Elektabilitas Jokowi
di bawah 40
persen juga ditunjukan hasil survei Media
Survei
Nasional (Median). Menurut survei
tersebut, elektabilitas Jokowi ada
di angka 36,2
persen. Elektabilitas Jokowi di bawah 50 persen juga ditunjukan lembaga kajian Kedai Kopi. Survei ini bahkan menggunakan pendekatan yang lebih tegas, yakni opsi
pilihan Jokowi dan
bukan Jokowi. Hasilnya,
elektabilitas Jokowi adalah
sebesar 44,9 persen; sementara
yang memilih opsi jawaban selain Jokowi ada
48,9 persen, dan sisanya tidak menjawab.
1.2. Pengertian dan Penggunaan Statistika
Beberapa contoh di atas merupakan
kasus-kasus yang berhubungan secara
langsung dengan bidang
statistika. Marketing, ekonomi
pembangunan, sampai kepada bidang politik, dunia statistika selalu
“dilibatkan”. Lalu apa yang dimaksud dengan
statistika?
“Statistika adalah ilmu mengumpulkan, menata, menyajikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data
menjadi informasi untuk
membantu pengambilan keputusan
yang efektif.” (Suharyadi dan Purwanto, 2016)
Dari definisi tersebut bisa
dilihat bahwa bidang ilmu
statistika merupakan bidang
ilmu
yang
menyeluruh dari
mulai
mengumpulkan data, mengolahkan data, sampai kepada menginterpretasikan
data. Jadi apa pun pekerjaan Anda, selama Anda berhubungan dengan
data maka selama itu pula
Anda berhubungan dengan
dunia statistika.
Namun perlu dicatat
bahwa istilah
statistika berbeda dengan statistik. Istilah
statistik dapat
diartikan sebagai
berikut:
“kumpulan data dalam bentuk
angka maupun bukan angka yang disusun
dalam bentuk tabel (daftar) dan atau diagram yang menggambarkan atau berkaitan dengan suatu masalah tertentu” (Ahmadi, 2012)
Dengan demikian
sudah sangat jelas bahwa istilah
statistika sangat berbeda dengan
statistik. Penggunaan istilah ini penting mengingat saat ini penggunaannya sudah mulai rancu dan banyak orang salah
dalam penggunaannya.
Penggunaan statistika saat ini sangat luas dan hampir merata dalam seluruh bidang
kehidupan. Statistika dipergunakan dalam bidang manajemen, pemasaran,
akuntansi, keuangan, ekonomi, pertanian, ekonomi
pembangunan, dan bidang-bidang lainnya.
Tabel 1.1. menunjukkan bidang-bidang yang menggunakan statistika dan masalah-
masalah statistika yang sering kali dihadapi oleh bidang-bidang tersebut (Suharyadi dan
Purwanto, 2016).
TABEL 1.1.
Pengguna Statistika dan Masalah
Statistik
Pengguna Statistika
|
Masalah Statistika yang Dihadapi
|
Manajemen
|
1. Penentuan struktur gaji karyawan
2. Evaluasi produktivitas karyawan
3. Evaluasi kinerja perusahaan
|
Pemasaran
|
1. Analisis Potensi Pasar, Market Share, Segmentasi Pasar
2. Ramalan Penjualan
3. Loyalitas konsumen
4. Citra produk
|
Akuntansi
|
1. Analisis rasio keuangan
2. Standar audit barang dan jasa
3. Penentuan depresiasi dan apresiasi barang dan jasa
|
Keuangan
|
1. Peluang kenaikan suku bunga
2. Peluang kenaikan harga saham
3. Analisis pertumbuhan pendapatan
4. Analisis risiko keuangan
|
Ekonomi Pembangunan
|
1. Analisis pertumbuhan ekonomi
2. Analisis pertumbuhan penduduk
3. Indeks
harga konsumen
|
Pertanian
|
1. Pengaruh pupuk terhadap pertumbuhan tanaman
2. Pengaruh air dan pencahayaan terhadap pertumbuhan tanaman
|
Agribisnis
|
1. Analisis produksi tanaman
2. Kelayakan bisnis usaha pertanian
|
1.3. Jenis-Jenis Statistika
GAMBAR 1.1.
Jenis Statistika dan Materi Statistika
Dari definisi statistik yang telah dijelaskan
sebelumnya diketahui bahwa statistika
meliputi berbagai kegiatan mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, penyajian data, dan interpretasi
data. Berdasarkan definisi tersebut statistika bisa dibagi ke dalam dua kelompok
utama yaitu statisitik
deskriptif dan statistika induktif (inferensia).
a. Statistika Deskriptif
Statistika Deskriptif adalah metode statistika yang digunakan
untuk menggambarkan atau mendeskripsikan
data yang telah
dikumpulkan menjadi suatu informasi. Materi yang dibahas
dalam statistika deskriptif di antaranya adalah masalah penyajian data, ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, dan angka indeks.
b. Statistika Inferensia
Statistika inferensia adalah teknik atau alat
yang
dipakai dalam membuktikan kebenaran teori
probabilitas yang dipakai dalam
penelitian ilmu-ilmu
sosial. Disebutkan juga statistika inferensia adalah statistika yang digunakan dalam
penelitian sosial
sebagai alat untuk menganalisis
data untuk tujuan-tujuan
eksplanasi. Artinya statistika model ini hanya dipakai untuk tujuan-tujuan
generalisasi. Dengan kata lain bahwa penelitian ini bertujuan utama untuk menguji
hipotesis penelitian (Bungin,
2011).
Statistika jenis ini digunakan untuk menganalisis
data
sampel dan hasilnya diberlakukan
untuk populasi. Statistik ini disebut
juga statistika probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel i Statistika Terapan—Cara Mudah
dan Cepat Menganalisis Data
kebenarannya bersifat
peluang (probability). Suatu kesimpulan
dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran
(kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Statistik inferensia ini terbagi lagi menjadi dua yaitu statistika parametris dan non parametris.